Yang mengikuti

Sabtu, 21 April 2012

Bismillahirrahmanirrahim 

Kenapa aku ini? Dadaku sakit, pikiranku kacau, aku tidak bisa tidur, aku sedih, aku gelisah, aku bingung, aku kesal, aku kesal ... !!!

Manusia memang ditakdirkan untuk merasakan satu hal dalam hidupnya: kesedihan. Sejak lahir hingga ajalnya tiba, manusia harus mengalami segala macam kesusahan dan kesedihan.

Di saat yang sulit seperti inilah, kita membutuhkan pertolongan yang dapat menewarkan sakit itu agar tidak harus terkumgkung di dalam kesedihan yang berlarut-larut.

Jika ahti saya sedang galau, biasanya saya pergi ke toko buku untuk mendapatkan buku-buku penyejuk hati. Entah itu buku agama, buku filsafat, buku novel, atau bahkan buku komik. Apa saja!

Tetapi pada suatu hari, disaat saya mencoba mencari pengobat hati untuk kesedihan dan kebingungan saya, saya tidak bisa menemukan bukunyang benar-benar bisa menyembuhkan rasa sedih dan rasa kesal yang sedang berkecamuk di hati.

Lalu saya berpikir. Bagaimana kalau saya menulis buku itu sendiri.

Saat itu saya memutuskan untuk mencoba menulis apa yang kira-kira bisa menjadi pengobat hati saya sendiri. Didasarkan pengalaman, serta bahan-bahan lain, tulisan ini lahir.

Tulisan ini saya buat disaat saya mengalami "shock" yang sangat berat. Tulisan merupakan pelajaran dan pengalaman saya yang (mungkin sama seperti anda) pernah pula ditimpa kesedihan yang mendalam, pernah mengalami bagaimana sakitnya hati, bagaimana gelisahnya jiwa mencari suatu kedamaian.

Tidak semua obat bisa mengobati penyakit yang sama. Tidak semua dokter cocok dengan setiap orang. Begitu pun nasehat atau solusi. Semuanya bergantung kepada masing-masing individu.Semoga tulisan yang sederhana ini setidaknya mampu mengurangi beban ahti anda seperti yang pernah saya alami.
#BY

Duarrr! Tiba-tiba bagai sang petir menyambar. Di siang hari yang cerah,di saat yang tidak diduga-duga,di tempat yang sama sekali tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Begitulah caranya datang musibah. Ia masuk menusuk ke dalam kalbu kita tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia mungkin masuk di saat kita sedang bahagia. ia mungkin masuk di tempat yang sama sekali tidak kita sangka-sangka. Ia membuat hati kita terbakar, hancur berkeping-keping, dan sepertinya tidak bisa diobati lagi.

Kini yang tersisa hanyalah kita sendirian, ditemani oleh kesedihan. Seorang teman yang benar-benar tidak kita inginkan kehadirannya di sisi kita. Ke manapun kita pergi, ia akan mengikuti. Dimana pun kita berada, ia akan menunggu dengan setia.

Dada terasa sakit seperti diiris-iris, otak tidak bisa berpikir dengan jernih. Apapun yang kita lihat, apapun yang kita dengar, apapun yang kita rasakan, semuanya berubah menjadi kesedihan.

Jika seseorang ditimpa suatu musibah atau kesedihan, sepertinya dihadapannya terhalang oleh sebuah batu yang sangat besar. Ke manapun ia melihat, yang tampak hanyalah batu itu saja, sama sekali tidak ada yang lain. Ia tidak maju ke depan karena terhalang batu tersebut, sementara ke belakang pun ia sudah tidak bisa.

==> ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar